Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

I’rab, Amil, dan Organisasi

Selasa, 19 Agustus 2025 | Agustus 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-19T23:10:25Z

 


Dalam khazanah ilmu nahwu, kita mengenal istilah i’rab - perubahan akhir kata karena adanya amil atau faktor yang memengaruhi. Konsep sederhana ini ternyata menyimpan filosofi yang dalam, bukan hanya untuk memahami bahasa Arab, tetapi juga bisa menjadi cermin kehidupan berorganisasi.

I’rab tidak mungkin terjadi tanpa adanya amil. Sebuah kata berubah karena ada yang mendorongnya, ada yang memengaruhinya. Demikian pula dalam organisasi. Sebuah perubahan tidak akan pernah lahir jika tidak ada amil: pendorong, motivasi, atau kekuatan yang menggerakkan.

Maka, rekan-rekanita yang baru dilantik di IPNU-IPPNU Kecamatan Pasean, sejatinya bukan hanya pengurus formal, melainkan juga amil bagi organisasi ini. Tugas kita bukan sekadar hadir dalam struktur, melainkan menjadi faktor perubahan agar organisasi semakin hidup dan relevan dengan zaman.

Namun, kita juga harus waspada. Dalam nahwu ada istilah mabni - kata yang bentuk akhirnya tidak berubah. Ia tetap, stagnan, tidak peduli ada amil atau tidak. Jangan sampai kita terjebak dalam pola pikir “mabni”, yang berkata: “Ngapain ikut IPNU-IPPNU? Toh tidak ada gaji.” Pola pikir seperti ini hanya akan membuat organisasi mandek.

Padahal para kiai dan bunyai kita, sejak dulu, menggerakkan perjuangan bukan karena gaji, tapi karena niat tulus dan pengabdian. Jika mereka mampu, kenapa kita tidak?

Kini tugas kita jelas: meng-i’rab-kan organisasi ini. Kita harus menjadi penggerak, memberi warna, dan menyalakan semangat baru. Karena tanpa amil, tidak ada i’rab. Dan tanpa penggerak, tidak ada perubahan.


×
Berita Terbaru Update