Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Misteri Rabu Wekasan: Antara Keyakinan, Tradisi, dan Renungan

Selasa, 19 Agustus 2025 | Agustus 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-20T00:57:15Z


PelajarNUPasean - Setiap datang bulan Shafar, khususnya pada hari Rabu terakhir yang dikenal dengan sebutan Rabu Wekasan, selalu muncul perbincangan di tengah masyarakat kita. Ada yang meyakininya sebagai hari penuh musibah, ada pula yang menolaknya dengan alasan tidak sesuai ajaran agama. Namun, terlepas dari perdebatan itu, Rabu Wekasan tetap menjadi misteri yang hidup dalam ingatan kolektif umat.

Bagi sebagian orang, Rabu Wekasan bukan sekadar mitos, tetapi momentum untuk memperbanyak doa, sedekah, dan amalan kebaikan. Keyakinan ini muncul dari tradisi turun-temurun yang melihat hari tersebut sebagai waktu di mana bala diturunkan, sehingga manusia diajak untuk lebih mendekat kepada Sang Pencipta. Meski tak ada dalil yang secara eksplisit menegaskan kebenarannya, praktik ini justru membentuk semacam budaya spiritual: rasa takut bercampur harap, yang akhirnya mendorong manusia agar lebih religius.

Namun di sisi lain, ada kalangan yang menganggapnya hanya sugesti. Mereka melihat Rabu Wekasan sebagai bagian dari cara masyarakat lama memaknai ketidakpastian hidup. Setiap hari, setiap waktu, sebenarnya bisa saja bala datang. Hanya saja, dengan memberi label pada satu hari tertentu, manusia lebih mudah menaruh perhatian dan introspeksi diri.

Inilah sisi menarik dari Rabu Wekasan: ia bukan hanya soal benar atau salah menurut teks agama, tetapi juga cermin psikologi sosial masyarakat. Misterinya justru terletak pada daya tariknya yang tak pernah pudar. Dari generasi ke generasi, orang-orang masih memperbincangkannya, masih menyiapkan doa khusus, bahkan masih merasa was-was ketika hari itu tiba.

Bagi saya pribadi, misteri Rabu Wekasan bukan untuk ditakuti, melainkan untuk direnungi. Ia menjadi pengingat bahwa hidup memang rapuh dan tidak ada jaminan kita bebas dari musibah. Apakah benar hari itu lebih berbahaya dari hari lain? Kita tidak pernah tahu. Tapi yang jelas, Rabu Wekasan selalu mengajarkan pesan moral: jangan lengah, perbanyak amal, dan jadilah manusia yang siap menghadapi segala kemungkinan.

Mungkin itulah rahasia sebenarnya-bahwa Rabu Wekasan bukan tentang bala, melainkan tentang kesadaran. Kesadaran bahwa manusia selalu butuh doa, selalu butuh Tuhan, dan selalu perlu menyiapkan hati untuk segala kejadian dalam hidup.


Karya, Rekan Abd Qadir (Bendahara Umum PAC IPNU Pasean 2025-2027

×
Berita Terbaru Update